MATERI SISTEM EFI MOBIL 2
Advertisement
Dengan
pesatnya perkembangan teknologi disegala bidang, memudahkan kita dalam
menjalani kehidupan. Begitu juga dengan perkembangan alat transfortasi yang dapat
memudahkan pengangkutan baik untuk angkutan penumpang ataupun barang.
Berbicara
tentang teknologi dibidang otomotif, maka begitu cepat perkembangannya,
teknologi otomotif yang dikolaborasikan
dengan teknik elektronika menghasilkan performa mobil menjadi lebih canggih
baik pada mesin maupun pada komponen lainya. Sebenarnya teknologi otomotif
sudah sejak lama dikenal dengan istilah System EFI (Electronic Fuel Injection).
Dimana hampir semua produk otomotif sekarang ini sudah menerapkan system EFI.
Pada
postingan yang lalu (SISTEM EFI PADA MOBIL) Saya sudah bahas tentang System EFI,
untuk lebih jelasnya pada artikel kali ini saya akan membahas kembali system
EFI lebih detail dan skema prinsip kerjanya secara garis besar.
A. PRINSIP KERJA EFI
Sistem Electronic
Fuel Injection (EFI) adalah suatu sistem
pengontrolan penginjeksian bahan bakar pada
mesin bensin. Namun perlu diingat juga
bahwa tidak hanya kendaraan dengan bahan bakar bensin yang menggunakan sistem
control injeksi. Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang diisap dan untuk mengontrol
penginjeksian bahan bakar yang sesuai yang masuk ke dalam silinder.
GAMBAR : 1
B. MACAM-MACAM
SISTEM EFI
Sistem EFI dirancang
untuk mengukur jumlah udara yang diisap dan mengontrol penginjeksian bahan
bakar yang sesuai. Besar udara yang diisap diukur langsung berdasarkan tekanan di intake manipold atau jumlah
udara di airflow meter. Ada dua jenis tipe system EFI yang dipakai, yaitu
:
1. Tipe D-EFI
Mengukur
udara yang masuk berdasarkan tekanan dalam intake maniFold. Pada sistem
injeksi tipe D, pengukuran tentang udara yang dihisap mesin menggunakanVacuum sensor yang
mendeteksi kevacuuman di dalam Intake Manipold, alat sensor ini di kenal dengan MAP sensor atau
Manipol Absolute Pressure. Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipold di informasikan ke ECU untuk
menentukan banyak sedikitnya BBM yang di injeksikan melalui Injektor.
GAMBAR : 2
2.
Tipe L - EFI
Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya suplai BBM yang akan diinjeksikan melalui injector.
Dalam sistem
L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang
mengalir melalui intake manipold sehingga data yang dihasilkan
lebih akurat. Dewasa ini, pada kendaraan EFI tipe L-EFI lebih banyak digunakan.
GAMBAR : 3
C.
SUSUNAN DASAR SISTEM EFI
Sistem EFI secara umum dapat
dibagi menjadi tiga sistem fungsi, yaitu :
- sistem control udara masuk ( Air Induction System )
- sistem distribusi bensin ( Fuel Delivery System )
- sistem control elektronik ( Electronic Control System )
Skema gambar susunan
dasar EFI adalah sbb:
GAMBAR : 4
D. SISTEM INDUKSI UDARA ( AIR
INDUCTION SYSTEM )
Udara bersih dari saringan udara masuk
ke airflow meter dengan membuka measuring plate, besar pembukaan ini
bergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke intake chamber yang dipengaruhi oleh
lebar throttle terbuka.
1.Skema diagram udara masuk tipe D-EFI
GAMBAR : 5
2. Skema gambar
diagram udara masuk tipe L-EFI
GAMBAR : 6
E. NAMA KOMPONEN DAN
FUNGSI SISTEM EFI
1. Throttle body
Therottle body
Merupakan komponen sistem kontrol udara sebagai saluran utama yang dilalui oleh
udara, sebelum masuk ke intake manipold.
Di dalam throttle
body ini terdapat :
- Throttle valve
- TPS (Throttle Position Sensor)
- IAC ( Idle Air Control )
- FIAC ( Fast Idle Air Control )
- ISAS ( Idle Speed Adjusting Screw )
GAMBAR : 7 Throttle Body
2. Throttle Position Sensor
Throttle Position Sensor berfungsi mendeteksi sudut
pembukaan throttle valve. TPS dihubungkan langsung
dengan sumbu throttle valve, jika throttle valve bergerak, TPS akan mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve. Selanjutnya dengan menggunakan tahanan geser,
perubahan tahanan ini dikirim ke ECU sebagai input untuk koreksi rasio udara
dan bensin.
GAMBAR : 8 Throttle Position Sensor
3. Intake Air Temperatur
Sensor temperatur
udara masuk ini biasa terpasang pada air cleaner atau hose antara air cleaner denganthrottle body. Sensor temperatur udara masuk ini berupa thermistor dengan
bahan semikonduktor yang mempunyai sifat semakin panas temperatur maka nilai
tahanannya semakin kecil.
GAMBAR : 9 Intake Air Temperatur
4. Air Flow Meter
MAF (Massa Air Flow Meter) salah satu
jenis sensor dengan tipe measuring plate, yang terdiri atas plat pengukur, pegas pengembali, dan
potensiometer.
Udara yang masuk ke intake air chamber akan dideteksi dengan gerakan membuka
dan menutup plat pengukur. Plat pengukur ini ditahan oleh sebuah pegas
pengembali. Plat pengukur dan potensiometer bergerak pada poros yang sama
sehingga sudut membuka plat pengukur ini akan diubah nilai tahanan
potensiometer. Variasi nilai tahanan ini akan dirbah menjadi output voltage sensor ke ECM sebagai dasar
untuk menentukan jumlah udara yang masuk ke intake air chamber.
GAMBAR : 10 Air Flow Meter posisi menutup
GAMBAR : 11 Air Flow Meter posisi membuka
5. Fast Idle Air Control
Fast idle air control terbuat dari thermo wax yang bekerjanya sesuai dengan temperatur mesin. Bila
temperatur masih dingin, thermo wax belum mengembang
sehingga jumlah udara yang masuk melalui saluranbypass menjadi lebih banyak. Saat temperatur mesin panas, thermo wax akan mengembang sehingga saluranbypass akan menyempit. Jumlah udara yang masuk menjadi berkurang,
putaran mesin ke putaran idle
GAMBAR : 12 Fast idle air control (Dingin)
GAMBAR : 13 Fast idle air control Posisi (Panas)
F. SISTEM
BAHAN BAKAR (Fuel System)
Perbedaan
paling mendasar antara sistem karburator dengan sistem injeksi pada suplai
system bahan bakar adalah pada sistem injeksi, suplai bahan bakar dari
tangki bensin ke ruang bakar dikontrol secara elektronik oleh ECM, sedangkan
pada sistem carburator, suplai bensin dari tangki ke ruang bakar masih
dikontrol oleh kunci kontak.
Komponen utama dari fuel delivery system adalah :
Komponen utama dari fuel delivery system adalah :
- Fuel pump
- Fuel filter
- Fuel pressure regulator
- Pulsation dumper
- Injector
Diagram system bahan bakar EFI
GAMBAR : 14
KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
1. Fuel Pump
Pada semua tipe mesin
dengan injeksi, penempatan pompa bensin selalu ada di dalam tangki bensin. Tipe
yang digunakan adalah elektrik dengan motor listrik. Pompa terdiri atas motor,
pompa itu sendiri, check valve, relief valve dan filter yang diletakkan
di saluran masuk pompa.
GAMBAR : 15
2. Fuel Filter
Fuel Filter berfungsi menyaring kotoran–kotoran dan partikel asing
lainnya dari bensin supaya tidak masuk ke injektor. Fuel filterdipasangkan pada saluran tekanan tinggi dari fuel pump. Fuel filter ada yang
diletakkan di luar tangki bensin, ada juga yang diletakkan di dalam tangki
bensin.
GAMBAR : 16
3. Fuel Pressure Regulator
GAMBAR : 17
- Fuel Pressure Regulator berfungsi mengatur tekanan bensin yang ke injector – injector. Jumlah injeksi bensin dikontrol sesuai lama signal yang diberikan ECU ke injector. Oleh karena itu tekanan tetap pada injektor harus dipertahankan.
- Karena adanya perubahan tekanan pada bensin (injeksi bensin oleh injector) dan variasi perubahan vacuum intake manifold, jumlah bensin yang diinjeksikan sedkit berubah sekalipun signal injeksi dan tekanan bensin tetap. Oleh karena itu, agar jumlah injeksinya tepat, tekanan bensin harus dipertahankan pada 2,1 ~ 2,6 kg/cm2
4. Pulsation
Damper
GAMBAR : 18
Pulsation damper terpasang pada delivery pipe berfungsi menyerap variasi tekanan bensin yang
diakibatkan perubahan kevakuman intake manifold dan
penginjeksian bensin oleh injector untuk membantu mempertahankan tekanan bensin
pada 2,1–2,6 kg/cm2 di dalam pipa pembagi (delivery pipe)
5. Injector
GAMBAR : 19
Injektor adalah nosel electromagnet yang bekerjanya dikontrol oleh
ECU untuk menginjeksikan bensin ke intake manifold. Injektor
dipasangkan di ujung intake manifold dekat intake port(lubang pemasukan) dan dijamin oleh delivery pipe.
G. SISTEM
PENGONTROL ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)
Selain ECU yang berfungsi untuk mengontrol besar
penginjeksian bensin dan seluruh aktivitas elektronik, pada mesin terdapat pula
sensor – sensor selain yang sudah dijelaskan di atas yang berfungsi sebagai
sistem koreksi air fuel ratio dan juga sebagai ignition
control system. Sensor – sensor yang dimaksud akan dijelaskan bersama
dengan electronic control system yang juga akan membahas lebih
detail kerja daripada ECU.
Sensor-sensor itu adalah :
Sensor-sensor itu adalah :
- ECT ( Electronic Control Temperature )
- TPS ( Throttle Position Sensor )
- VSS ( Vehicle Speed Sensor )
- CMP (Camshaft Position Sensor )
- CKP ( Crankshaft Position Sensor )
- Oxygen Sensor
NAMA KOMPONEN DAN FUNGSI
SISTEM PENGONTROL ELEKTRONIK
1. ECT (Electronic Control Temperature)
GAMBAR : 20
ECT terbuat dari
thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur.
Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT
berfungsi mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk
mengoreksi besar penginjeksian bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai
kontrol temperatur air pendingin mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.
2. TPS (Throttle Position Sensor)
GAMBAR : 21
Throttle Position Sensor (TPS) dihubungkan dengan throttle valve shaft pada throttle bodyuntuk mendeteksi pembukaan throttle valve.
3. VSS (Vehicle Speed Sensor)
GAMBAR : 22
Sensor ini dipasangkan pada
transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis VSS
yang digunakan adalah tipe MRE ( Magnetic Resistance Element ). Signal yang dihasilkan oleh
VSS berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat di speed
sensor pada panel
instrument)
gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi sinyal digital yang kemudian
dikirim ke ECU.
4. CMP (Camshaft
Position Sensor)
GAMBAR : 23
- CMP sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki. Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve.
- Signal digital dari CMP ini, oleh ECU digunakan untuk memproses kerja dari sistem EFI bersama-sama dengan signal dari sensor CKP.
5. CKP (
Crankshaft Position Sensor )
GAMBAR : 24
- CKP terdiri dari magnit dan coil yang ditempatkan di bagian bawah timing belt pulley atau dibelakang V-belt pulley. Saat mesin berputar CKP menghasilkan pulsa tegangan listrik.
- Sensor CKP digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal dari CKP sensor dikirim ke ECU untuk menentukan besar basic injection volume.
- Selain digunakan untuk mendeteksi putaran mesin, sensor CKP juga digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian. Output signal dari sensor CKP digunakan ECU untuk menentukan ignition timing.
6. Oxygen Sensor
- Sensor O2 dipasangkan di exhaust manifold yang berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi oksigen pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan hasilnya pada ECU.
- Bila kadar oksigen pada gas buang tinggi, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu kurus (lebih banyak udaranya)
- Bila kadar oksigen pada gas buang rendah, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu gemuk (lebih banyak bensinnya )
Demikian materi sistem EFI yang dapat saya jelasakan, semoga bermanfaat untuk para pembaca.
Terimakasih atas kunjunganya.
0 komentar:
Posting Komentar